Senin, November 24, 2008

Keindahan Alam Goresan Hamid Nabhan

Ada suasana pedesaan dan hawa segar saat memasuki Galeri Surabaya, Balai Pemuda. Suasana itu tercipta dari lukisan-lukisan alam karya Hamid Nabhan yang dipamerkan mulai kemarin (12/11) hingga 16 November nanti. Hamid membawa 23 lukisan dengan tema yang sama: Symphony of Nature. Pelukis Surabaya tersebut menuturkan, alamlah yang mengajarinya melukis. Meski begitu, dia merasa prihatin dengan kondisi alam yang kini telah berubah, tak lagi indah. Manusia telah merusaknya. Seperti dalam lukisan berjudul Pohon I yang dituangkan dalam kanvas 98 x 98 cm. Dalam lukisan yang diambil on the spot di Trawas itu, Hamid melukis batang pohon besar. Menurut dia, kondisi asli lokasi tersebut subur dan penuh tumbuhan hijau dan rimbun. Tapi, dalam lukisannya dia justru menampilkan objek batang pohon yang kering, tanpa daun. "Ini memang sindiran. Kita telah kehilangan paru-paru kehidupan. Banyak pohon yang ditebang semena-mena," ucapnya. Karya yang dipamerkan kali ini merupakan garapan Hamid sejak 2006 hingga 2008. Dia mengerjakannya dalam dua pola: on the spot (langsung di lokasi) dan di studio. "Ketika melukis on the spot, saya bisa merasakan keindahannya secara langsung. Kendalanya masalah peralatan, cukup repot kalau membawa peralatan yang besar," katanya. Karena itu, lukisan on the spot biasanya lebih kecil dibandingkan lukisan di studio. Di studio, dia bisa leluasa bekerja. "Kalau di studio, saya bisa melukis dari hasil foto," tuturnya. Untuk objeknya, Hamid harus mencari yang sehati dengan obsesinya. Dia lebih suka berburu cahaya-cahaya yang menyinari objek sehingga tercipta sebuah keindahan alam yang berdimensi dan nyata. Itu sesuai dengan kekagumannya terhadap gaya impresionis. "Bagi saya, lukisan impresionis terasa lebih hidup," ujarnya. (jan, ari/ Jawa Pos, 13 November 2008)

Tidak ada komentar: