Sabtu, Oktober 25, 2008

Manfaatkan Kain Perca Jadi Karya Seni Rupa

Seniman asal Desa Mindi, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Fr. Endang Waliati, memanfaatkan kain perca (limbah atau sisa jahitan) menjadi karya seni rupa yang akan dipamerkan di Galeri Surabaya. "Karya-karya saya akan dipamerkan di Galeri Surabaya, kompleks Balai Pemuda, 24 Oktober hingga 26 Oktober 2008," kata Endang di Surabaya, Sabtu. Ibu dua puteri kelahiran Surabaya, 27 Juni 1959 itu menjelaskan, banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan karya seni yang sangat menarik, seperti kain perca. Endang mengemukakan, dirinya tidak sekadar menempel-nempelkan kain perca itu, melainkan mengurai kembali menjadi serabut-serabut benang kemudian dipotong pendek-pendek, hingga berfungsi menggantikan cat dalam lukisan. Perempuan yang tinggal hanya belasan meter dari tanggul semburan lumpur Lapindo itu sudah puluhan tahun menggeluti kain perca sebagai bahan baku karya seni rupa. Karena itu komunitas perupa sering memanggilnya dengan sebutan Endang Perca. Endang sudah beberapa kali menggelar pameran tunggal di Hotel Mirama, juga di Galeri Surabaya, serta beberapa kali pameran bersama di Ancol Jakarta, Yogyakarta dan Trawas, Mojokerto. Pengamat seni rupa, Henry Nurcahyo mengemukakan, dalam hal pemanfaatan kain perca sebagai bahan baku seni rupa ini tampaknya Endang tidak memiliki saingan yang berarti. "Apalagi Endang sudah berada pada tingkatan tidak sekadar membuat karya kolase kain perca, melainkan mengembalikan hakekat kain menjadi serabut benang-benang," katanya. Menurut dia, kain perca bukan sekadar menjadi karya kerajinan belaka, melainkan memasuki wacana "Estetika Kain Perca", sebagaimana yang menjadi tema pamerannya kali ini. Keterangan Foto: Salah satu karya Endang yang terbut dari kain perca dengan judul "Desa yang Hilang". Karya yang menyerupai lukisan itu bercerita mengenai desa yang hilang akibat lumpur Lapindo. (Masuki M. Astro/ ANTARA, 18 Oktober 2008)

Tidak ada komentar: