Sabtu, Oktober 25, 2008

Lukisan Kain Perca pun Mempesona, Lapindo yang Termahal

Media lukisan tak hanya cat minyak, acrylic, cat air, crayon, pastel, dan sejenisnya, di atas kanvas atau papan. Kain perca pun bisa jadi media lukisan yang tak kalah eksotik dan menarik. Itu dibuktikan oleh Fransisca Romana Endang Waliati saat berpameran Estetika Kain Perca di Galeri Surabaya, Balai Pemuda, Jumat (24/10). Dalam eksibisi, seniman asal Porong, Sidoarjo, ini memajang 29 karya yang bisa dikoleksi pengunjung. Ia tak terlalu mahal mematok hasil karyanya. Hanya kisaran Rp 400.000 hingga Rp 5 juta. Paling mahal adalah lukisan yang diberinya judul Lapindo. Ia menyebut karya ini sebagai yang terberat. Ini terinspirasi oleh situasi di sekitar rumahnya, Porong. Pengerjaan karya itu kerap terhenti oleh tangisan pengungsi. “Bayangkan jika tiba-tiba Anda kehilangan sesuatu yang sudah lama dimiliki. Rumah saya memang belum tenggelam, tapi saya merasa kehilangan juga,” jelas Endang. Tak hanya kain dan serat benang yang dijadikan kolase. Uang pun bisa jadi media. Karya berjudul Tiga Topeng merupakan kolase potongan uang Rp 100.000-an. “Intinya banyak media yang bisa digunakan untuk menghasilkan karya seni,” tambahnya. Endang menekuni karya bermedia kain perca ini sejak 1985. Ia merasa nyaman, karena tak harus menghirup aroma cat dan oil yang menyengat yang kerap membuatnya alergi dan pusing. Dengan kain perca, ibu dua anak ini semakin asyik berkarya hingga hasil kerja kerasnya itu telah tersebar hingga ke Prancis dan Belanda. (mg1/ Harian Surya, 25 Oktober 2008)

Tidak ada komentar: