Selasa, Februari 10, 2009

DKS Tolak Pengurus Lama

Mendekati hari pemilihan ketua DKS beragam komentar bermunculan. Solichin Jabar, berharap orang-orang lama tidak perlu menjabat lagi. Pernyataan mantan sekjen Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Autar Abdulah dalam Surabaya Post (06/2) mendapat reaksi beragam dari seniman yang berhasil dihubungi. Diantaranya adalah pelukis Supar Pakis yang pada konvensi tahun 2003 lalu gagal menjadi presidium. Menurut Supar Pakis hal yang menyebabkan kemerosotan DKS bukan karena biro-bironya tidak jalan, tetapi para presediumnya tidak bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Menurutnya, bagaimanapun presidiumlah yang harus bertanggung jawab atas kericuhan di tubuh DKS periode lalu. “Betapa tidak, presidium dipegang oleh orang-orang goblok. Mereka itu goblok manajemen, juga goblok apresiasi terhadap kesenian,”jelasnya. Ketika ditanya kemungkinnannya untuk mencalonkan lagi, Supar mengaku tidak ingin menjadi ketua ataupun terlibat sebagai pengurus di DKS. Pelukis yang aktif di Komunitas Seni Arek Pakis ini mengakui bahwa dirinya lebih baik berada di luar sistem kepengurusan. “Kalau berada di luar kan saya bisa bengok-bengook sak karepku (teriak-teriak semau saya)”, jelasnya. Ditempat terpisah, Solichin Jabbar, mantan biro musik DKS, mengungkapkan bahwa tugas biro atau komite merupakan pelaksana. Jadi menurutnya, komite tidak dapat dipersalahkan ketika program tidak jalan karena dana tidak turun. “Harusnya pimpinannya, dong yang bertanggung jawab. Komite kalau ada dana, ya kerja, kalau ga ada ya gimana lagi.” Ditambahkannya, bahwa tidak optimalnya biro atau komite pada periode sebelumnya, juga disebabkan oleh sering tidak dilibatkannya komite dalam penggarapan setiap acara atau proyek yang didapat oleh pengurus. Hal inilah yang membuat komite-komite enggan untuk bekerja secara maksimal. “Ya jangan salahkan kalau mereka pada kabur,” ujarnya. Dikatakannya, siapapun yang menjadi ketua dan pengurus nantinya, yang terpenting adalah bukan dari pengurus yang lama. “Tolong garis bawahi, saya tidak sepakat kalau orang-orang lama masih bercokol nantinya di kepengurusan”, serunya. Ditambahkannya, bahwa dirinya merasa tidak cocok dengan orang-orang lama di DKS. Dibuktikan dengan pengunduran dirinya dari tim SC panitia pemilihan ketua DKS 2009, karena dinilainya terdapat persaingan-persaingan kepentingan yang menurutnya itu tidak perlu terjadi. “Sebelumnya saya tergabung di kepanitiaan. Kemudian saya melihat ada persaingan-persaingan yang ga bener. Saya keluar. Masa’ dalam kesenian ada persaingan-persaingan yang seperti itu,” terangnya. Sementara itu diinformasikan oleh Autar, tanggal pelaksanaan yang sekiranya diadakan tanggal 7 Februari mendatang, akan diundur kurang lebih tanggal 18 Februari. Pengunduran tanggal ini, diakuinya karena gedung utama Balai Pemuda yang dimintanya baru bisa dipakai tanggal 18 Februari. “Dikira oleh pihak Balai Pemuda kami pakai gedung merah putih. Padahal yang menurut kami representatif itu gedung utama”, pungkasnya. (a3; Surabaya Post, 7 Februari 2009)

Tidak ada komentar: