Rabu, September 24, 2008

Foto Unik Hadir di Galeri Surabaya

Sebanyak 15 foto unik hasil kreasi sembilan fotografer muda asal Surabaya, Malang, Jakarta, dan Jogjakarta mulai Selasa (23/9) malam dipamerkan di Galeri Surabaya Komplek Balai Pemuda. Pameran bertajuk “Pesat” atau Pameran Bersama Seni Apropriasi Fotografi ini digelar hingga 28 September 2008. Ketua Penyelenggara sekaligus peserta pameran, TP Sasongko, di Balai Pemuda Surabaya, Selasa (23/9), mengatakan, tujuan diadakannya pameran untuk mengangkat kembali peristiwa, tokoh, atau ikon masa lalu menjadi sesuatu yang lain. ”Kami hadirkan beberapa ikon dan peristiwa masa lalu ke permukaan agar masyarakat khususnya generasi muda semakin peka terhadap perubahan,” katanya. Sembilan fotografer yang ikut adalah Agus Gembel asal Surabaya, Asan dari Malang, Dekawira S asal Jakarta, Danang Yoga dari Jogjakarta, Foxxin dari Surabaya, Ueliemicky asal Malang, Sapto Agus dari Jogjakarta, TP Sasongko dari Surabaya, dan Zamroni dari Jakarta. Mereka tergabung dalam Pesat dan bertujuan sama yakni ingin menyampaikan pesan melalui media gambar. Sasongko berharap, pameran yang baru pertama kali digelar di Surabaya ini mampu menjadi inspirasi bukan hanya bagi penciptanya, tetapi secara umum untuk seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pecinta seni fotografi. ”Kami sangat yakin pameran ini mampu menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda,” ujarnya. Dari 15 karya yang dipamerkan ada beberapa yang cukup unik, di antaranya gambar Monalisa, suasana belajar mengajar di sebuah ruang sekolah, dan foto lima perbedaan pada gambar penyaji dangdut. ”Foto-foto ini seperti mengingatkan kita tentang kejadian tempo dulu,” tuturnya. Menurut Sasongko, dulu, di sebuah majalah khusus anak-anak ada halaman yang menampilkan dua buah gambar yang nyaris sama. Pada halaman itu, pembaca diajak untuk mencari lima perbedaan yang ada di dua gambar. Tujuan penerbit kala itu adalah untuk melatih kepekaan anak-anak terhadap gambar. Tapi sayangnya gambar seperti itu sekarang sudah tidak ada lagi. ”Karena itulah kami menampilkan gambar lima perbedaan, untuk mengingatkan pada generasi muda jika dulu ada satu majalah yang sangat mendidik,” ungkapnya. Selain gambar lima perbedaan, pengunjung juga akan diajak berimajinasi pada sebuah gambar seorang wanita yang terlihat menganiaya bocah di bawah umur yang tidak berdaya. Pada gambar itu, tangan kiri wanita terlihat mencekik leher anak kecil sedangkan tangan kanannya mengepal ke udara seakan mau memukul. Rencananya, jika pameran ini bisa diterima masyarakat Surabaya, Sasongko beserta delapan fotografer lainnya akan menggelar pameran serupa di Jakarta. ”Kami masih membicarakannya, dan coba menawarkan beberapa rekan untuk pameran di Jakarta,” katanya. Ketika ditanya apakah foto-foto ini akan dilepas jika ada kolektor atau peminat seni yang tertarik, Sasongko menyerahkan sepenuhnya pada sang pencipta atau fotografernya. Sebagai panitia, ia hanya menyediakan tempat untuk pameran. (Text & Foto: hjr/ d-infokom-jatim.go.id)

Tidak ada komentar: